Ini beberapa alasan Tim Pro Dota 2 Indonesia Sulit Menembus Kancah Kompetitif Internasional
Kenapa sih tim Indo Dota 2 tak pernah bisa lolos sampai ke International? Mungkin 3 Hal ini jadi alasannya.
*DISCLAIMER: Artikel ini bersifat opini, dengan tanpa ada maksud meremehkan atau merendahkan kemampuan permainan tim Dota 2 Indonesia.
Beberapa hari terakhir ini kita sudah benar-benar geregetan melihat bagaimana perjuangan keras tim-tim Dota Indonesia di kualifikasi terbuka Kiev Major masih belum membuahkan hasil yang terlalu manis. Evos kemarin sempat mencapai final kualifikasi terbuka Kiev Major, tapi akhirnya harapan harus pupus ketika kalah berhadapan dengan tim asal Malaysia, Bazaar.
Kembali ke tahun lalu, tim Rex Regum Qeon yang sudah mendapat kesempatan emas diundang ke kualifikasi utama sayangnya tak bisa berbuat banyak di sana. Mereka pun terpaksa harus menerima kekalahan sepanjang kualifikasi tersebut berjalan. Jadi kita yang sudah gemes ini mungkin sering bertanya-tanya, kenapa sih tim Indonesia kok sulit sekal untuk dapat lolos ke kancah kompetitif Internasional? Mungkin 3 hal ini jadi alasannya.
1.Koneksi Internet Kurang Mendukung
Masalah internet yang tak stabil sudah amat sangat lama menghantui para gamer di Indonesia. Ketika cuaca sedang buruk, RTO, packet loss, atau delay sampai dengan 1 detik seperti sudah jadi makanan sehari-hari pemain Dota di Indonesia. Masalah ini juga yang mungkin menyulitkan tim pro Indonesia ketika harus berkompetisi di kancah kompetitif regional mau pun internasional.
Berkaca ke kualifikasi terbuka Kiev Major kemarin saja, tim Evos yang hampir lolos bahkan mengalami lag yang benar-benar menganggu di tengah-tengah pertarungan. Dalam game kompetitif yang membutuhkan respon secepat kilat, delay 1 atau bahkan 0,5 detik saja jelas menganggu bukan?
2.Roster yang Tak Stabil
Ya masalah ini tak hanya menghinggapi tim pro Dota di Indonesia saja, melainkan juga pada tim-tim Dota 2 Internasional. Masalah ini mungkin jadi faktor kesulitan lain tim Indonesia untuk bisa lolos ke kancah kompetitif internasional sampai sekarang.
Masalah instabilitas roster ini, dikhawatirkan bercabang ke masalah-masalah lain, seperti kurang kompak entah dalam permainan atau dalam kehidupan sehari-hari, atau kesulitan komunikasi karena belum kenal betul dengan pribadi orang baru di dalam tim.
3.Kurangnya Tenaga Ahli di Bidang eSport
Jika mengintip eSport di luar negeri, selain pemain, juga ada sosok-sosok tenaga ahli lain yang membantu perkembangan dari sebuah tim eSport sendiri. Salah satu contohnya seperti tim Virtus.Pro yang kemarin baru saja merekrut Artstyle sebagai coach, atau ada juga sosok Alan ‘Nahaz’ Bester seorang profesor di bidang ekonomi yang juga menjadi coach dan analyst pada tim compLexity Gaming.
Hal ini yang mungkin membuat tim Indonesia cukup ketinggalan di banding tim raksasa kancah kompetitif Dota 2 Internasional. Dari sedikit bincang-bincang dengan tim Pro Dota Indonesia, kebanyakan tim pro di Indonesia baru punya sosok manajer saja yang hanya membantu mengatur jadwal latihan tim sehari-hari saja. Sehinggai bisa jadi hal ini yang menyebabkan tim Indonesia kesulitan ketika harus melawan tim-tim kenamaan kancah kompetitif Dota 2 Internasional. Bagaimana pun bisa dibilang skill pemain saja tidak cukup untuk mengalahkan tim kelas berat seperti Evil Geniuses atau OG
cukup sekian guys smoga info ini bermanfaat,THANKS GUYS!!
cukup sekian guys smoga info ini bermanfaat,THANKS GUYS!!